Jumat, 08 November 2013

Geografi Pariwisata



A.      Pengertian Pariwisata
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian, petualangan, dan pengalaman baru dan berbeda lainnya.
Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
1.      Pengembangan Pariwisata
Suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu :
a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.
b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.
c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti, 1985, p.164).
Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional.
Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985, p.181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Prasarana tersebut antara lain :
a. Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
c. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
d. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
e. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata.
f. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
g. Pom bensin
h. Dan lain-lain. (Yoeti, 1984, p.183)

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan (Yoeti, 1984, p.184) Sarana kepariwisataan tersebut adalah :
a. Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow.
b. Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja.
c. Rumah makan, restaurant, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.
d. Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang notabene mendapat
penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.
e. Dan lain-lain. (Yoeti, 1985, p.185-186)
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menyedot banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.
2.      Klasifikasi Pariwisata
PBB diklasifikasikan tiga bentuk pariwisata 1. Pariwisata domestik adalah melibatkan warga negara diberikan bepergian dalam batas nasional. 2. Pariwisata inbound melibatkan non-penduduk bepergian di negara tertentu dan 3. Wisata outbound yang melibatkan penduduk dari suatu negara melakukan perjalanan di negara lain. PBB juga telah dikategorikan pariwisata dengan 3 bentuk dasar: pariwisata internal, Nasional pariwisata dan pariwisata Internasional.
B.       Pengertian Transportasi
Transportasi menjadi hal yang sangat penting dalam pariwisata. Perkembangan pariwisata dalam negeri menuntut perkembangan bidang perjalanan pula. Pertumbuhan dan pengembangan pariwisata yang terus-menerus harus disertai dengan peningkatan kualitas destinasi dengan menciptakan tuntutan yang lebih baik di dalam transportasi.
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.


a.          Alat transportasi
Alat transportasi adalah benda yang di gunakan sebagai media dalam transportasi, atau lebih sering di sebut kendaraan, dalam bahasa lainnya di sebut moda atau sarana transportasi. Alat transportasi yang paling umum di jumpai di seluruh dunia, maupun di Indonesia ini adalah sebagai berikut :
1. Alat transportasi darat;
Yaitu yang biasa terdapat di darat atau bisa di bilang tempat beroperasinya alat transportasi ini adalah di darat. Contoh - Contoh dari alat transportasi darat adalah sebagai berikut :
  • Mobil;
  • Motor
  • Sepeda ;
  • Bajaj;
  • Becak;
  • Delman;
  • Truk;
  • Pickup;
  • Bus;
  • Bemo;
  • Mikro let;
  • Andong;
  • Jeep;
  • Tank;
  • Oplet'
  • Ojek;
  • Taksi;
Untuk alat transportasi darat, prasarananya adalah terminal, pangkalan angkutan umum, pangkalan ojek, pangkalan becak dan lain sebagainya.





2. Alat Transportasi Laut
Yaitu yang biasa terdapat di laut atau bisa di bilang tempat beroperasinya alat transportasi ini adalah di laut atau danau, maupun sungai. Contoh - Contoh dari alat transportasi laut adalah sebagai berikut :
  • Kapal laut;
  • Perahu;
  • Kapal Layar;
  • Yacht;
  • Kapal cepat;
  • Kapal Feri;
  • Sampan;
  • Kapal Selam;
  • Rakit;
Untuk alat transportasi udara ini prasarananya berupa pelabuhan baik itu pelabuhan utama, pelabuhan feri maupun pelabuhan untuk bongkar muat barang.

3. Alat Transportasi Udara
Yaitu yang biasa terdapat di udara atau bisa di bilang tempat beroperasinya alat transportasi ini adalah di udara. Contoh - Contoh dari alat transportasi udara adalah sebagai berikut :
  • Pesawat Terbang;
  • Helikopter;
  • Balon terbang;
  • Jet;
  • dll
Untuk alat transportasi udara ini, prasarananya berupa bandar udara maupun hangar untuk helikopter maupun pesawat - pesawat kecil. Jadi dapat di ketahui bahwa alat transportasi terbagi menurut 3 jenisnya yaitu alat transportasi darat, alat transportasi laut dan alat transportasi udara.


1.        Hubungan Pariwisata dan Transportasi
Pariwisata dan Transportasi Sejak 1970-an di mana pariwisata menjadi semakin terjangkau bagi negara maju, jumlah wisatawan internasional memiliki lebih dari dua kali lipat . Perluasan pariwisata internasional memiliki dampak besar pada disiplin ilmu geografi transportasi. Pada 2010, 877 juta penerimaan turis internasional dipertanggungjawabkan, yang mewakili lebih dari 10% dari populasi global. Pariwisata dominan terjadi di Eropa dan Amerika Utara . Traveling selalu menjadi fitur penting dari masyarakat. Pertama penjelajah berkeliling dunia untuk mempelajari lebih lanjut tentang wilayah geografis, pasar potensial dan untuk mengeksploitasi sumber daya. Seiring waktu pindah pada saat transportasi menjadi lebih handal, perjalanan menjadi aktivitas biasa terjadi di lingkungan terorganisir; pariwisata. Dalam dunia modern, bepergian lebih berpusat sekitar liburan tahunan dan dapat diprediksi cukup baik. Pariwisata, sebagai kegiatan ekonomi, ditandai dengan tingkat tinggi elastisitas. Karena biaya transportasi yang signifikan untuk transportasi internasional, permintaan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi biaya. Oleh karena itu, transportasi merupakan elemen kunci dalam industri pariwisata. Permintaan dalam infrastruktur transportasi internasional dan bahkan nasional menyiratkan jumlah yang sangat besar orang-orang yang ingin pindah secara efisien, cepat dan murah. Hal ini membutuhkan investasi besar dan organisasi yang kompleks. Terorganisasi terminal dan jadwal yang terencana secara cerdas sangat penting dalam mempromosikan sarana transportasi yang efektif bagi wisatawan, terutama karena industri ini tumbuh pada tingkat yang cepat. Transportasi adalah penyebab dan efek dari pertumbuhan pariwisata. Untuk mulai dengan, fasilitas perbaikan telah mendorong pariwisata, dan perluasan pariwisata telah mendorong transportasi. Aksesibilitas adalah fungsi utama di balik dasar-dasar transportasi pariwisata. Untuk mengakses daerah-daerah yang terutama ditujukan, wisatawan akan menggunakan moda transportasi. Namun, transportasi udara adalah modus utama untuk pariwisata internasional, yang biasanya melibatkan perjalanan jarak jauh. Tingkat pertumbuhan lalu lintas udara internasional yang dipatok dengan tingkat pertumbuhan pariwisata internasional. Transportasi kebijakan dan keputusan pemerintah dapat membuat perbedaan besar di tempat tujuan yang tersedia untuk wisatawan. Salah satu dimensi menyangkut keterbukaan terhadap pariwisata melalui perjalanan pembatasan visa , yang bervariasi secara substansial tergantung pada negara asal wisatawan. Tidak mengherankan, wisatawan dari negara-negara maju, khususnya Eropa, menghadapi pembatasan paling tidak sementara wisatawan dari negara-negara berkembang menghadapi array yang jauh lebih ketat pembatasan. Dimensi lain menyangkut penyediaan infrastruktur. Jika sektor publik tidak mengatasi permintaan dalam hal infrastruktur transportasi, industri pariwisata dapat terganggu dalam perkembangannya. Namun, jaringan transportasi darat di berbagai negara dirancang untuk memenuhi kebutuhan gerakan komersial bahwa pariwisata membutuhkan. "Pemboros Holiday" biasanya memberikan kontribusi yang cukup untuk perekonomian lokal bahwa pemerintah lebih dari bersedia untuk berinvestasi dalam jaringan jalan yang efisien atau fasilitas bandara, terutama di lokasi yang telah membatasi peluang ekonomi selain pariwisata. Ada perbedaan signifikan namun dalam jumlah pengeluaran per jenis modus, yakni antara pelayaran dan pariwisata transportasi udara. Cruise pengiriman pariwisata memberikan pendapatan jauh lebih sedikit, dengan $ 15 per penumpang per port menghabiskan panggilan rata-rata. Sebuah alasan yang signifikan adalah bahwa jalur pelayaran yang menangkap biaya pariwisata sebagai banyak dalam kapal mereka mungkin (makanan, minuman, hiburan, belanja). 2. Sarana dan Mode Para moda transportasi utama yang digunakan adalah:
  • Mobil bepergian biasanya merupakan rata-rata independen transportasi. Sopir memutuskan di mana, kapan dan bagaimana ia akan sampai ke tujuan. Hal ini biasanya lebih murah karena biaya jalan tidak langsung dibayar melainkan dari pajak. Ini adalah modus transportasi satunya yang tidak memerlukan transfer, dalam arti bahwa seluruh perjalanan, dari pintu ke pintu dapat mencapai tanpa henti. Transportasi mobil adalah modus dominan di dunia pariwisata (77% dari semua perjalanan), terutama karena keuntungan seperti fleksibilitas, harga kemandirian, dan. Wisatawan sering akan menyewa mobil untuk perjalanan dalam tujuan mereka, yang telah memicu pengelompokan aktif perusahaan penyewaan mobil telah muncul berdekatan dengan terminal transportasi utama (bandara, stasiun kereta) dan tempat-tempat wisata.
  • Pelatih bepergian menggunakan jaringan jalan yang sama seperti mobil. Pelatih yang cocok untuk pariwisata massal lokal tetapi dapat dirasakan sebagai gangguan jika dalam jumlah terlalu besar karena mereka memerlukan sejumlah besar ruang parkir. Mereka dapat digunakan untuk wisata durasi pendek lokal (jam), tetapi juga dapat diatur untuk multi-hari perjalanan di mana pelatih adalah alat angkut yang
  • Rail perjalanan adalah bentuk dominan dari angkutan umum massal sebelum usia mobil. Bahkan jika kereta sangat cepat, jaringan tidak terlalu fleksibel, pra-mapan rute harus diikuti. Jaringan kereta api biasanya mencerminkan lebih kebutuhan komersial perekonomian nasional maka turis liburan aliran yang dapat membuatnya menjadi pilihan kedua sebagai modus bepergian. Sistem kereta api dari beberapa negara, terutama di Eropa, telah melihat investasi besar-besaran untuk rute jarak jauh dan layanan kecepatan tinggi. Karena pemandangan atau fasilitas yang disediakan, transportasi kereta api juga bisa menjadi tujuan wisata dalam dirinya sendiri. Jalur rel beberapa pendek yang tidak lagi memiliki potensi komersial telah dikonversi untuk pariwisata.
  • Transportasi udara adalah jauh modus transportasi yang paling efektif. Terutama karena harga, hanya 12,5% dari perjalanan wisata dengan pesawat. tapi untuk perjalanan internasional saham ini adalah sekitar 40%. Transportasi udara telah merevolusi aspek geografis jarak, daerah yang paling terpencil kini dapat dicapai, setiap perjalanan di seluruh dunia dapat diukur dari segi jam perjalanan. Pengusaha adalah salah satu pengguna terbesar dari fasilitas penerbangan, tapi low cost carrier udara telah menarik segmen pasar yang signifikan.
  • Cruises terutama terkonsentrasi menuju perjalanan laut singkat sekitar satu minggu. Cruising telah menjadi industri pariwisata yang signifikan, kapal penjelajah besar seperti resort mengambang di mana para tamu dapat menikmati kemewahan dan hiburan sambil bergerak menuju beberapa tujuan mereka. Pasar internasional untuk jelajah sekitar 18,3 juta wisatawan pada tahun 2010, yang melibatkan tingkat pertumbuhan tahunan diatas 7% sejak tahun 1990. Para pasar pelayaran utama adalah Karibia dan Mediterania, yang Alaska dan Eropa Utara Fjords juga populer selama musim panas. Industri ini ditandai dengan tingkat tinggi konsentrasi pasar dengan beberapa perusahaan, seperti Karnaval Corporation dan Royal Caribbean Cruises yang mencapai sekitar 70% dari pasar. Dampak berlayar di ekonomi lokal tersebut diperlemah sebagai strategi perusahaan jelajah adalah untuk mempertahankan pendapatan sebanyak mungkin. Hal ini menyiratkan bahwa wisatawan menghabiskan sebagian besar uang mereka di kapal pesiar itu sendiri (toko, hiburan, kasino, bar, dll) atau fasilitas pulau yang dimiliki oleh perusahaan pelayaran pesiar.




2.        Posisi Transportasi Dalam Pariwisata
 Berbicara soal pariwisata orang harus pula membicarakan pengangkutan atau transportasi. Merupakan suatu yang tidak mungkin apabila di jaman yang ultra modern ini, ada orang melakukan perjalanan wisata tidak mendapat fasilitas pengang­kutan yang memadai.
Pada jaman seperti sekarang ini rasanya tidak mungkin lagi bila orang melakukan perjalanan dengan menggunakan onta, keledai atau gajah untuk menuju suatu daerah tujuan wisata yang jaraknya cukup jauh, yang bahkan harus menyeberangi sungai, lautan atau samudera. Kalau ada, itu pun merupakan kekecualian dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan pariwisata sebagai suatu industri.  
Penggunaan onta, keledai dan gajah dalam pariwisata pada jaman sekarang ini hanya terbatas sebagai atraksi saja. Dipertunjukkan jika wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata seperti di Muangthai, India atau Mesir serta negeri Arab lainnya.  Dapat dikatakan bahwa wisatawan yang melakukan perjalanan sudah merupakan suatu manifestasi dari interaksi, sebagai akibat perpindahan orang dari tempat di mana ia biasanya tinggal. Transportasilah yang dapat menggerakkan banyak orang, dari suatu negara ke negara lain, dari suatu daerah ke daerah lain dan dari suatu kota ke kota lain dan dari kota ke daerah pedalaman dan sebaliknya. 
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi. Faktor jarak dan waktu sangat mem­pengaruhi keinginan orang untuk melakukan perjalanan wisata. Dewasa ini transportasi menyebabkan pertumbuhan pariwisata yang sangat pesat sekali. Kemajuan fasilitas transportasi mendo­rong kemajuan kepariwisataan dan sebaliknya ekspansi yang ter­jadi dalam industri pariwisata dapat menciptakan permintaan akan transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan.  Tidak dapat disangkal lagi bahwa fungsi utama transportasi sangat erat hubungannya dengan "accessibility". Maksudnya, frekuensi penggunaannya, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak yang jauh seolah-olah menjadi lebih dekat. Hal ini berarti mempersingkat waktu dan tentunya akan lebih meringankan biaya perjalanan. Dengan demikian transportasi dapat memudahkan orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, seperti misalnya daerah tujuan wisata.  

Dalam kepariwisataan kita mengenal tiga macam transportasi yang biasa digunakan oleh wisatawan, yaitu: 1. Transportasi Udara (International Flight,  Domestic Flight). 2. Transportasi Laut (Regular Lines, Charter Lines Cruiser). 3) Transportasi Darat (  Sepeda, Dokar atau Delman, Sepeda Motor, Mobil penumpang, Kereta Api).   Pemakaian transportasi untuk keperluan kepariwisataan jarang yang hanya menggunakan satu macam angkutan saja, ham­pir selalu merupakan kombinasi yang banyak tergantung pada kondisi tempat atau daerah tujuan wisata. Jadi ada macam-macam kombinasi pengangkutan yang digunakan di daerah tujuan wisata, tergantung bagaimana penga­turan Tour Operator yang merencanakan sesuai dengan "tour itinerary" yang mereka susun.  
Dewasa ini penggunaan pesawat udara untuk tujuan per­jalanan wisata sangat memegang peranan yang menentukan. Hampir semua perjalanan wisatawan dari negara-negara asalnya (tourist generating countries) dilakukan dengan pesawat udara. Hal ini tidak lain disebabkan oleh kemajuan yang dicapai dalam teknologi penerbangan setelah Perang Dunia II. Perubahan yang nyata dapat kita lihat dengan adanya penggunaan pesawat Jet yang mempunyai kecepatan melebihi kecepatan suara, seperti halnya dengan pesawat Super Sonic Transportation (SST), Con­corde, Jumbo Jet Boeing 747, Airbus, sebagai pengganti pesawat yang dijalankan dengan sistem baling-baling (propeller).  
Bila kita adakan sedikit analisa secara umum, hubungan antara pariwisata dan transportasi, maka secara kualitatif kita dapat mengasumsikan bahwa pariwisata tidak dapat berkembang tanpa tersedianya sarana transportasi, khususnya pengangkutan melalui udara. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan bahwa walau tersedia atraksi wisata yang menarik, fasilitas rekreasi dan olah raga yang lengkap, hotel yang serba mewah, tanpa tersedia­nya sarana transportasi yang cukup memadai, semuanya akan sia-sia dan tidak berarti.  

Saling ketergantungan antara pariwisata dengan sarana peng­angkutan udara khususnya, banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari luar misalnya situasi politik, krisis ekonomi, cuaca yang buruk. Di samping itu peraturan pemerintah sering pula membatasi perjalanan warga negaranya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh tindakan yang pernah dilakukan oleh Presiden Amerika Lindon B. Johnson dalam mengatasi orang-orang Amerika agar tidak melakukan perjalanan ke luar negeri dan agar berlibur saja di dalam negeri. Hal ini merupakan suatu periode yang sangat buruk bagi maskapai pener­bangan, Tour Operator, Travel Agent di Amerika Serikat pada waktu itu.  
Faktor musim juga mempengaruhi pengangkutan wisata, seperti misalnya di Indonesia pada waktu hari raya Idul Fitri. Karena ramainya orang bepergian ke daerah dan sebaliknya, yang berarti frekuensi penggunaan transportasi sangat tinggi, maka banyak perjalanan wisatawan yang tertunda, terutama wisatawan yang melakukan perjalanan yang tidak melalui Travel Agent.
  
Dari sudut pandangan kuantitatif dirasakan masih ada keku­rangan dalam penelitian tentang hubungan antara pengeluaran untuk keperluan transportasi (transportation expenditures) secara keseluruhan pada pelbagai negara. Pengetahuan ini diper­lukan untuk dapat digunakan dalam rangka menetapkan kebijak­sanaan penerbangan udara sipil (civil aviation policy), terutama dalam pemberian izin bagi maskapai penerbangan asing untuk membawa penumpang dalam jaringan penerbangan tertentu, peraturan penerbangan borongan (charter flight) agar tidak meru­gikan maskapai penerbangan "national flag carrier".  Hasil penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa pengeluaran wisatawan untuk biaya pesawat udara lebih besar dibandingkan dengan biaya selama tinggal di sana, seperti biaya hotel, makan dan minuman serta pelayanan lain yang berkaitan. Ratio antara pengeluaran untuk pengangkutan udara dengan biaya selama tinggal di Spanyol adalah 110,8%. Hal ini disebabkan karena wisatawan yang datang ke Spanyol adalah wisatawan yang datang dari Eropa Barat, seperti Norwegia, Swedia, Jerman, Inggeris yang mempunyai jarak relatif cukup jauh.  
Pemakaian pengangkutan udara untuk keperluan perjalanan wisata semakin mendapat tempat, terutama setelah berkem­bangnya penggunaan penerbangan borongan; prospeknya semakin baik karena biaya perjalanan menjadi lebih murah dibandingkan kalau menggunakan penerbangan biasa (normal flight).     
Ada beberapa faktor yang dapat menguasai atau mempengaruhi agar orang-orang melakukan perjalanan wisata dengan pesawat udara, hingga permintaannya dapat berulang ulang. Faktor-faktor tersebut ialah:
1)   Daya tarik suatu daerah tujuan wisata, apa yang dimilikinya, fasilitas apa yang tersedia di sana, atraksi apa yang dapat disaksikan, olah raga apa yang dapat dilakukan, barang-barang apa yang dapat dibeli. Dengan perkataan lain, suatu daerah tujuan wisata hendaklah memenuhi tiga syarat, yaitu tersedianya: a)Something to See; b) Something to Do; dan c) Something to Buy.  
2)   Keadaan sosio-demografi dihubungkan dengan negara asal wisatawan (Keadaan sosio-demografi Kuwait jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sosio-demografi India atau Indonesia).  
3)   Faktor Keuangan, sampai di mana kekuatan tenaga beli masyarakatnya, di mana hal ini banyak pula ditentukan oleh "disposable income" penduduknya.
Di antara ketiga faktor ini yang paling dominan adalah faktor keuangan, karena biaya perjalanan akan banyak mempengaruhi calon wisatawan untuk mengambil keputusan. Dengan kondisi keuangan yang ada, apakah akan menggunakan pesawat udara atau kendaraan lain, atau liburan cukup di daerah sekitar saja dengan menggunakan kendaraan umum. Atas pertimbangan di atas, maka elastisitas permintaan untuk melakukan perjalanan dengan pesawat udara, faktor tarif (fares) akan sangat menentukan dalam membuat suatu perencanaan kepariwisataan pada suatu negara.
 
Politik pengangkutan suatu pemerintah sangat mempengaruhi adanya arus lalu-lintas pariwisata, sebab politik pengangkutan ini menentukan jarak serta waktu yang ditempuh oleh wisata­wan yang merupakan salah satu unsur pokok daripada industri pariwisata. Dengan perkataan lain, politik pengangkutan dalam hubungan­nya dengan industri pariwisata harus ditujukan kepada soal­-soal, bagaimana caranya agar jarak serta waktu dapat ditem­puh dengan cepat, efisien, murah dan penuh kelegaan (com­fort) sebagai faktor yang merupakan bagian yang integral dalarn keseluruhan gejala yang menyangkut perjalanan sang wisatawan.  Dalam hubungan ini, yang dimaksudkan dengan politik peng­angkutan yang langsung mengenai kehidupan industri pari­wisata, adalah kebijaksanaan pemerintah di dalam mengatur lalu-lintas, kelengkapan serta perlengkapan jaringan-jaringan dan alat-alat yang dipergunakan dalam operasi angkutan ini dalam arti kata seluas-luasnya, seperti misalnya pembangunan pelabuhan laut, pembuatan lapangan udara, pembangunan stasion kereta api, pembikinan jalan raya, import berbagai alat pengangkutan seperti lokomotif, gerbong, mobil, bus, pesawat udara dan sebagainya. Itu semua merupakan kelengkapan fasilitas di dalam bergeraknya wisatawan-wisata­wan dari suatu tempat ke tempat lain selama mereka mengada­kan perjalanan.  

Dengan adanya kemajuan peningkatan motorisasi daripada alat-alat pengangkutan di segala bidang pada dewasa ini, maka politik pengangkutan ini penting sekali artinya dalam industri pariwisata. Harus diperhitungkan peraturan-peraturan dan fasilitas seperti pada musim kunjungan yang ramai, langkah-­langkah kebijaksanaan keselamatan lalu-lintas dan tarif ang­kutan yang dalam keadaan yang tertentu menghendaki keis­timewaan yang khusus. Misalnya, demi untuk memajukan industri pariwisata, oleh pemerintah atau perusahaan-perusaha­an pengangkutan yang bersangkutan diadakan penurunan har­ga karcis atau harga karcis istimewa bagi wisatawan, potongan sewa (ongkos) untuk keperluan-keperluan berdarmawisata, karcis murah bagi keperluan berlibur (holyday season tickets) dan sebagainya.

Berkaitan dengan transportasi wisata, beberapa saran yang perlu dipertimbangkan : Pertama, hendak­nya diciptakan suatu penyelenggaraan yang menyenangkan terutama bagi wisatawan luar negeri dengan suatu sistem pengurangan ongkos, atas dasar pemikiran bahwa mereka akan tinggal di negeri yang bersangkutan untuk jangka waktu tertentu, dengan maksud untuk mengurangi arti daripada jumlah penge­luaran untuk ongkos-ongkos transpor dalam proporsinya dengan jumlah pengeluaran seluruhnya, selama mengadakan perjalanan. Kedua, agar keringanan-keringanan khusus dalam bidang pariwi­sata harus diadakan dengan jalan menyajikan konsesi-konsesi biaya (ongkos) bagi wisatawan luar negeri, baik dalam hal pengangkutan maupun penginapan mereka. 

Pemakaian penerbangan borongan (charter flight) mulai terjadi dalam periode tahun 1945-1950 di mana untuk pertama kalinya diperkenalkan untuk pengangkutan wisatawan, yaitu dengan mencarter suatu pesawat dan seluruh awaknya dengan tujuan suatu daerah wisata tertentu. Dengan adanya sistem borongan ini penerbangan pesawat dapat disesuaikan dengan rencana perjalanan wisata yang disusun oleh Tour Operator yang mencarter pesawat tersebut. Kemudian dalam tahun lima puluhan kepariwisataan di Eropa berkembang dengan pesatnya, permintaan untuk melakukan perjalanan wisata jarak jauh (long-haul) menunjukkan kecende- rungan meningkat, mulailah beberapa Travel Agent dan Tour Operator memikirkan untuk mencarter pesawat untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata tertentu dengan sistem "back to back charter". Ternyata usaha semacam itu banyak menarik wisatawan dan karenanya beberapa Tour Operator yang bekerja­sama dengan perusahaan angkutan mulai merencanakan penye­lenggaraan tours dengan menggunakan pesawat carteran. (Rochajat Harun).





DAFTAR PUSTAKA



2 komentar: